Mei 02, 2015
Syarat-syarat Termometri
Untuk mengukur temperatur suatu benda dapat digunakan zat yang sifat
fisisnya (thermometric property-nya) dapat berubah karena perubahan
temperatur. Diharapkan perubahan sifat fisis ini semaksimal mungkin
dapat menunjukkan perubahan-perubahan temperatur yang sekecil mungkin.
Oleh sebab itu, dalam pengukuran temperatur (termometri) dengan
menggunakan perubahan sifat fisis suatu zat diperlukan syarat-syarat
termometri sebagai berikut. \
1. Zat yang digunakan,
2. Sifat fisis zat (thermometric property), dan
3. Tingkatan kuantitatif yang menyatakan besar kecilnya temperatur.
Ketiga syarat termometri ini saling kait mengait sulit untuk dipisahkan.
Sifat fisis tergantung pada zat yang digunakan, sedangkan batas-batas
ukuran kuantitatif yang dapat dicapai termometer bergantung kepada zat
dan sifat fisis zat yang digunakan. Oleh sebab itu, dalam pembuatan
termometer harus diperhatikan ketiga syarat termometri tersebut.
Adapun zat yang sering digunakan dalam pengukuran temperatur
(termometri) antara lain:
1. zat padat, misalnya: platina dan alumel.
2. zat cair, misalnya: airraksa (raksa) dan alkohol.
3. zat gas, misalnya: udara, zat air, dan zat lemas.
Sifat-sifat fisis zat yang sering digunakan dalam pengukuran temperatur
(termometri) antara lain:
1. perubahan volume gas.
2. perubahan tekanan gas.
3. perubahan panjang kolom cairan.
4. perubahan harga hambatan listrik atau hambatan jenis.
5. perubahan gaya gerak listrik.
6. perubahan harga kuat arus listrik.
7. perubahan intensitas cahaya karena perubahan temperatur.
8. perubahan warna zat.
9. perubahan panjang dua logam yang berlainan jenisnya. Tingkatan yang
menyatakan besar kecilnya temperatur ditunjukkan oleh nilai atau harga
temperatur.
Penentuan harga ini harus dapat direproduksi, artinya, jika temperatur
dari suatu keadaan sudah dinyatakan dalam suatu harga, misalnya 500C,
maka setiap kali kita memperoleh harga itu, keadaan sesungguhnya harus
tepat sama dengan keadaan semula atau sebaliknya.
Dalam pengukuran temperatur ada korespondensi timbal balik antara
keadaan temperatur dan angka atau harga temperatur itu serta keajegan
penunjukkannya. Untuk ini diperlukan suatu patokan yang tetap. Dengan
patokan harga yang tetap, pengertian tentang patokan itu sendiri, dan
perkembangan ilmu yang mendasarinya, maka timbul bermacam-macam jenis
termometer, timbul berbagai macam derajat temperatur, dan
masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan pengukuran temperatur.
Oleh sebab itu, akan dibahas tentang jenis-jenis termometer, derajat
temperatur, dan skala temperatur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar