Sistem hidrostatis merupakan zat kimia yang tidak diperhatikan sifat
kelistrikannya, kemagnetannya, elastisitasnya, dan sifat tegangan
permukaannnya. Sistem hidrostatis ada dua, yaitu: zat murni dan zat tak
murni.
Contoh sistem hidrostatis adalah: gas, cairan, atau padatan. Sistem
hidrostatis disebut zat murni apabila terdiri atas satu senyawa kimia
saja dan berada dalam keadaan setimbang termodinamis. Misalnya: Es
(H2O), Air (H2O), Uap Air (H2O), Karbondioksida (CO 2), Hidrogen (H2),
Nitrogen (N2), atau Oksigen (O 2).
Karbondioksida, hidrogen, nitrogen, dan oksigen dapat berada dalam wujud
padatan, gas, maupun cairan. Sistem hidrostatis disebut zat tak murni
apabila terdiri atas campuran zat murni yang berada dalam keadaan
setimbang termodinamis.
Misalnya: udara yang terdiri dari campuran oksigen, nitrogen, uap air,
dan karbondioksida. Dalam udara masih ada beberapa jenis gas lagi, namun
jumlahnya sedikit sekali, misalnya gas argon, helium, neon, dan gas
kripton. Persamaan keadaan sistem hidrostatis dinyatakan dalam fungsi
f (p, V, T) = 0 . . . . . (3.6)
Sebagai teladan.
a. Gas Ideal, dengan persamaan keadaan:
p V = n R T . . . . . (3.7.a)
b. Gas Clausius, dengan persamaan kedaan:
p (v – b) = R T . . . . (3.7.b)
A, B, C, dan seterusnya disebut sebagai koefisien virial yang merupakan
fungsi temperatur. Karena persamaan 3.8.b sama dengan persamaan 3.9,
maka diperoleh:
A = R T, B = R T b, C = R T b2, demikian selanjutnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar