Konsep suhu atau temperatur sebenarnya berawal dari rasa panas dan
dingin yang dialami oleh indera peraba kita. Berdasarkan apa yang
dirasakan oleh indera peraba, kita mengatakan suatu benda lebih panas
dari benda yang lain atau suatu benda lebih dingin dari benda lain.
Benda yang panas memiliki suhu yang lebih tinggi sedangkan benda yang
dingin memiliki suhu yang lebih rendah. Semakin dingin suatu benda,
semakin rendah suhunya. Sebaliknya, semakin panas suatu benda, semakin
tinggi suhunya. Ukuran panas atau dinginnya suatu benda ini disebut suhu
(temperature). Dalam pokok bahasan teori kinetik gas yang akan
dipelajari nanti di kelas XI, anda akan memahami lebih mendalam
pengertian suhu; apa yang terjadi pada molekul-molekul penyusun suatu
benda sehingga tersebut benda bisa terasa panas, hangat, sejuk atau
dingin.
Kalor.
Apabila benda-benda yang memiliki perbedaan suhu saling
bersentuhan, akan ada perpindahan panas atau sering disebut kalor, dari
benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Perpindahan
kalor terhenti setelah benda-benda yang bersentuhan mencapai suhu yang
sama. Misalnya jika kita mencampur air panas dengan air dingin, biasanya
kalor berpindah dari air panas menuju air dingin. Ketika kita
memasukkan besi panas ke dalam air dingin, kalor berpindah dari besi
yang lebih panas menuju air. Kalor akan berhenti mengalir setelah besi
dan air mencapai suhu yang sama. Ketika dokter atau perawat menempelkan
termometer ke tubuhmu, kalor berpindah dari tubuhmu menuju termometer.
Perpindahan kalor terhenti setelah tubuhmu dan termometer telah mencapai
suhu yang sama. Jika termometer yang digunakan adalah termometer raksa
maka ketika tubuhmu dan termometer mencapai suhu yang sama, permukaan
air raksa berhenti bergerak. Angka yang ditunjukkan permukaan air raksa
merupakan suhu tubuhmu saat itu.
Secara alami, kalor dengan sendirinya berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor
cenderung menyamakan suhu benda yang saling bersentuhan. Pada abad
ke-18, para fisikawan menduga bahwa aliran kalor merupakan gerakan suatu
fluida, suatu jenis fluida yang tidak kelihatan (fluida adalah zat yang
dapat mengalir. Fluida meliputi zat cair dan zat gas. Air (zat cair)
termasuk fluida karena dapat mengalir. Udara juga termasuk fluida karena
dapat mengalir). Fluida tersebut dinamakan caloric. Teori mengenai caloric tidak digunakan lagi karena berdasarkan hasil percobaan, keberadaan caloric
ini tidak bisa dibuktikan. Pada abad ke-19, seorang fisikawan Inggris
bernama James Prescott Joule (1818-1889) mempelajari cara memanaskan air
dalam sebuah wadah menggunakan roda pengaduk dan membandingkan
memanasnya air akibat putaran roda pengaduk dengan memanasnya air dalam
wadah yang disentuhkan dengan nyala api atau sumber listrik. Berdasarkan
percobaannya, Joule menyimpulkan bahwa kalor bukan energi (kalor
bukan suatu jenis energi tertentu, seperti energi kinetik, energi
potensial, energi kimia dll). Kalor adalah energi yang berpindah akibat
perbedaan suhu. Jadi ketika kalor mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah, sebenarnya energi yang
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu
rendah. Perpindahan energi terhenti setelah benda-benda yang bersentuhan
mencapai suhu yang sama atau setimbang termal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar